Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

SIMBOL KHILAFAH UTSMANIYAH TURKI DI SEBUAH KLUB SEPAK BOLA


Gambar ilusi peristiwa kelaparan Irlandia 

“The great hunger” di sebut juga “the great Irish famine” atau the “great Irish potato famine” adalah sebutan untuk sebuah peristiwa kelaparan yang melanda Irlandia pada tahun 1845-1849 M. Versi lain ada yang mengatakan sampai 1852 M. Ini adalah salah satu peristiwa paling mematikan dalam sejarah Irlandia. 1 juta jiwa meninggal dunia dan 1,5 juta mengungsi ke Amerika, Kanada, Australia, dan negara-negara Eropa lainnya.
Kelaparan terjadi dikarenakan kentang yang menjadi makanan pokok rakyat Irlandia pada saat itu diserang oleh wabah penyakit. Penyakit tersebut di sebabkan oleh mikroorganisme yang bernama “phytophthora infestans”. Penyakit ini menyerang tanaman kentang lewat daunnya sehingga kentang tidak bisa tumbuh dengan baik dan menyebabkan gagal panen. Setengah dari hasil panen rusak di tahun pertama, dan sekitar tiga perempat hasil panen gagal di tahun-tahun berikutnya. Sementara kentang yang ada diserang jamur berbahaya sehingga tidak bisa dimakan. Ditambah lagi pada saat itu Irlandia sedang berada di bawah kolonial kerajaan Inggris Raya. Sebagian besar tanah-tanah di Irlandia dimiliki oleh para elit Inggris yang disewakan kepada 600 ribu penduduk Irlandia  dengan biaya sewa yang sangat tinggi. Sehingga lengkap sudah penderitaan yang dialami oleh rakyat Irlandia kala itu.
Republik Irlandia memproklamasikan kebebasannya dari Britania Raya pada 24 april 1916 dan dideklarasikan pada 21 januari 1919.  Sementara Irlandia bagian utara memilih untuk bergabung dengan Inggris Raya, atau disebut juga Beritania Raya, sehingga muncul istilah Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara atau dalam Bahasa Inggris; “The United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland”. Sering juga di sebut United Kingdom atau disingkat U.K. saja. Perlu di ketahui bahwa Britania Raya atau yang umum di sebut Inggris Raya adalah sebuah negara berdaulat di Kepulauan Beritania yang  terdiri dari Inggris (England), Skotlandia (Scotland), dan Wales. Setelah Irlandia Utara bergabung lahirlah istilah yang cukup rumit dipahami oleh kebanyakan orang yang telah disebutkan sebelumnya.
Hampir semua hasil panen di Irlandia di bawa ke Inggris pasca terjadinya kelaparan panjang, misalnya pada tahun 1845, satu juta ton hasil pertanian dan 258 ribu ekor ternak di bawa ke Inggris. Sehingga penduduk Irlandia terpaksa merasakan kelaparan dan puncaknya pada tahun 1847. Ketika berita kelaparan yang di derita oleh rakyat Irlandia sampai kepada Khalifah Muda Kekhilafahan Turki Utsmani, yaitu Sultan Abdul Majid I langsung memutuskan untuk mengirim bantuan sebesar 10 ribu poundsterling. 10 ribu poundsterling saat itu senilai 1,7 juta dolar atau 22 milyar saat ini. Nilai 22 miliyar saat itu tentu berbeda dengan 22 milyar yang sekarang. Namun pihak kerajaan Inggris menyarankan agar sultan Abdul Majid I memberi setengah dari yang telah diberikan oleh Ratu Viktoria saja untuk menjaga perasaan sang Ratu agar tidak tersinggung. Ratu Viktoria hanya memberikan bantuan sebesar 2000 sterling saja. Permintaan pihak pemerintah Inggris itu memang aneh. Meski demikian, sultan Abdul Majid pun menerima saran tersebut dan hanya mengirim 1000 sterling saja sebagai bantuan untuk Irlandia. Namun, sang sultan diam-diam mengirimkan 3 kapal besar yang berisi makanan, obat-obatan, dan kebutuhan hidup lainnya. Bantuan itu dikirim pada tanggal 31 maret 1847 dengan jarak yang ditempuh oleh kapal adalah 6 ribuan km.
peta  rute pelayaran kapal bantuan Turki menuju Irlandia

Angkatan militer Inggris pun mengetahui hal itu dan berusaha memblokir kapal yang membawa bantuan untuk rakyat Irlandia yang bergama katolik. Kapal tidak diizinkan untuk berlabuh di pelabuhan ibu kota, Dublin. Kendati demikian, kapten kapal akhirnya berhasil melabuhkan kapal secara diam-diam kearah utara Irlandia tepatnya di pelabuhan Kota Drogheda. Dunia kembali terkagum-kagum oleh aksi Khilafah Islamiyah yang saat itu masih berusia 27 tahun. Membantu sebuah bangsa yang berjarak 6 ribuan km, dan berlainan kepercayaan. Sementara Inggris sendiri tidak banyak membantu  bahkan berusaha mencegah bantuan yang dikirim oleh Sultan Abdul Majid I.
Atas bantuan dan kemurahan hati Sultan Abdul Majid, masyarakat Irlandia menyampaikan rasa terimakasih kepada Sultan melalui sebuah surat yang sampai saat ini masih tersimpan di Musium arsip Turki (Topkapi Palace). Dalam surat tersebut pembesar dan bangsawan Irlandia menyampaikan pujian kepada Sultan dan berharap tindakan Kesultanan Ottoman menjadi teladan bagi negara-negara lainnya di Eropa. Berikut isi surat tersebut:
“kami para bangsawan dan rakyat Irlandia ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan yang berlimpah dari Sultan Utsmani selama bencana kelaparan. Respon yang luar biasa dari Sultan Utsmani dalam bentuk ini memberikan teladan yang kepada negara-negara Eropa. Banyak yang terbantukan dan terselamatkan dari kebinasaan karena tindakan yang tepat pada waktunya ini. Kami ucapkan terima kasih atas nama mereka (rakyat Irlandia) dan berharap Sultan Utsmani dan kekuasaannya terselamatkan dari penderitaan yang menimpa kami”.
Pada tahun 1853 seorang pendeta Kristen, Henry Chrismas menulis hal berikut tentang khalifah Abdul Majid I :
“Satu atau dua anekdot akan menggambarkan karakternya dalam cahaya yang sebenarnya. Selama tahun-tahun penuh kelaparan di Irlandia, Sultan mendengar tentang penderitaan yang ada di negara yang menyedihkan itu; dia dia segera menyampaikan kepada duta besar Inggris, tentang keinginannya untuk membantu, dan menawarkan sejumlah uang besar untuk tujuan tersebut. Pihak pemerintah inggris mengisyaratkan agar Sultan memberikan bantuannya tidak melebihi bantuan yang telah di berikan oleh Ratu Viktoria untuk menjaga perasaannya. Sultan pun merespon isyarat itu sebagai bentuk tata kerama. Namun karena rasa derma dan kemurahan hatinya dia secara diam-diam mengirimkan bantuan yang lebih besar”.

Sebuah klub sepak bola Irlandia yang berasal dari kota tempat kapal bantuan sultan berlabuh. Klub yang berdiri pada tahun 1919, Drogheda United F.C. atau di sebut juga The Drogs memakai simbol Khilafah Utsmaniyah berupa bulan dan bintang pada logonya untuk mengenang jasa Sultan Abdul Majid I. Drogheda merupakan klub sepak bola non liga saat itu. Sementara Drogheda f.c. berdiri pada tahun 1962. Kemudian pada tahun 1975, Drogheda united F.C. dan Drogheda F.C. bergabung untuk membentuk klub baru dan berhasil mejuarai setanta sports cups sebanyak dua kali dan berhasil meraih gelar juara perdana liga Irlandia pada tahun 2007. Kota Drogheda sendiri memasang simbol khilafah Turki sebagai lambang kota tersebut. Pada tahun 2006 Drogheda merayakan ulang tahun ke-800. Pihak walikota kembali mengababdikan kenangan bantuan turki utsmani dengan meletakkan perasasti ucapan terimakasih yang sangat besar di gedung walikota yang lama. Karena di situlah para pelaut Turki yang membawa bantuan di sambut 150 tahun silam.
Logo klub bola Drogheda United FC 1919

Selain itu, hotel westcourt tempat di mana para awak kapal menginap saat mengantarkan bantuan, memajang piagam yang bertuliskan: “Bencana kelaparan irlandia tahun 1847. Untuk mengenang dan mengakui kemurahan hati rakyat Turki terhadap rakyat Irlandia”.
Bagi orang-orang yang menganggap sejarah islam berlumuran darah serta penuh dengan penjajahan dan intoleran, maka kisah heroik Sultan Abdul Majid  yang mengirimkan bantuan kepada rakyat Irlandia yang notabenenya beragama katolik inilah sebagai bukti abadi kemurahan hati para pemimipin umat islam. Bisakah kalian sedikit membuka mata, di mana tak satupun negara-negara di Eropa yang peduli dengan penderitaan rakyat Irlandia di tahun 1847, justru malah sampai hati menindas dan memeras mereka, di situlah umat islam tampil mengagumkan seluruh daratan Eropa. Dan seakan tragedi bersejarah ini hendak menyampaikan pesan kepada dunia bahwa islam adalah benar sebagai rahmatan lil alamin, ia adalah agama kasih sayang dan kesejahteraan. Hal tersebut seringkali di tampilakn oleh Kesultanan Utsmaniyah di kancah iternasional di masanya.
Kesultanan Ottoman sendiri berdiri selama lebih dari 600 tahun. Turki Utsmani menguasai wilayah geografis yang cukup luas mencakup Eropa, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika Utara, melanjutkan suksesi negara-negara islam dari zaman Rasulullah shollallahu alaihi wasallam yang menjadi saksi keadilan dan kemanusiaan kekhalifahan islam. Khalifah selalu mendahulukan memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial rakyat. Ketika terjadi pembantain dan pengusiran terhadap etnis Yahudi oleh Raja Philip IV yang terpilih memimpin Prancis di tahun 1306 dan mengahbisi Knights Templar, dan di beberapa negara Eropa selanjutnya pun melakukan hal yang sama. Orang Eropa sangat membenci bangsa Yahudi karena di anggap telah membubuh Yesus Kristus. Dan yang paling sadis adalah pembantaian etnis Yahudi oleh kelompok Nazi. Tahun 1492 kekuasaan islam di Andalusia berakhir, umat Muslim dan Yahudi di paksa untuk masuk kristen. Sehingga, Yahudi datang berbondnong-bondong melakukan imigrasi massal ke daerah kekuasaan Turki Utsmani. Sebagai bentuk kemurahan hati dan usaha pembangunan ikatan sosial yang baik, para pemimpin Turki Utsmani mulai dari Sultan Salim I, Sultan Sulaiman Al-Qonuni, dan seterusnya mengizinkan orang Yahudi tinggal di mana saja di daerah Utsmaniyah kecuali Palestina.
Pada tahun 1881, Rusia melakukan gerakan anti-Yahudi yang sangat masif. Mereka dituduh sebagai otak pembunuhan Kaisar Alexander II. Mereka dipersekusi dan dipaksa untuk meninggalkan Rusia. Banyak diantara mereka memilih Turki Utsmani sebagai tempat perlindungan dan pengungsian yang aman. Sultan Abdul Hamid II tetap mengizinkan mereka tinggal di daerah Utsmaniyah kecuali Palestina.  
Sekitar 55 ribu Yahudi diam-diam berhasil menyusup ke Palestina dan mendirikan pemukiman yang didukung oleh Prancis dan Inggris. Sebelumnya Prancis sangat membenci Yahudi, namun setelah revolusi Prancis terjadi pada tahun 1789-1799 yang berhasil menumbangkan sistem kerajaan menjadi republik. Di mana orang-orang yang memimpin revolusi memberikan angin segar bagi Umat Yahudi. Salah satu sponsor utama imigrasi masif ke Palestina adalah bankir Yahudi asal prancis, Edmond James de Rothschild. Berawal dari imigrasi inilah yang nantinya berpotensi untuk menumbangkan kekhilafahan Utsmaniyah Turki. Di awal-awal abad ke-19 Turki Utsmani benar-benar mengahdapi banyak masalah yang serius. Krisis ekonomi yang di sebabkan kalah perang di mana-mana. Kondisi Utsmaniyah saat itu benar-benar rapuh. sehingga Turki saat itu mendapat julukan  “The Sick Man of Europe”, in sya Allah akan kita bahas di lain kesempatan…
Semoga tulisan ringan ini dapat mencerahkan pandangan kita terhadap kegemilangan prestasi para pendahulu kita dalam menyebarkan kebaikan dan menjalin ikatan sosial di kancah internasional…     

“Namun berhenti pada masa lalu dengan tangis duka adalah tanda kemalasan, sebagaimana di saat yang sama, tak peduli dengan sejarah adalah kedengkian dan kebodohan” (Syeikh Dr. Mustafa Ash-shiba’i)                   
الله يأخذ بأيدينا إلى ما فيه خير للإسلام والمسلمين...






Kairo, Mesir

NURUL QODRI TAHARUDIN


________________________________
Sumber:
Eugene Rogan. 2017. The Fall of Ottomans: The Great War In The Midlle East. New York: NY: Basic Books.
https://m.independent.ie Alison Comyn. 04-01-2012. News; Drogheda to Host National Famine Commemoration. Major Cultural Event To Be Held In Town.
https://en.m.wikipedia.org   Drogheda united F.C. & Drogheda.
https://en.m.wikipedia.org  Great Britain & United Kingdom.
https://ilmfeed.com  News; When the Ottomans Came to Ireland’s Aid.
www.irishcentral.com  Irish Central Staff. 04-26-2017. News;  Little Known Tale of Generous Turkish Aid the Irish During the Great Hanger.
Thariq As-Swuaidan. 2015. Ensklopedia Yahudi. Maktabah imam As-Syafi’i.
www.dailysabah.com    أكرم بوغرا اكينجي . 20-04-2017. News;مساعدات من السلطان العثماني لإغاثة الشعب الإرلندي من المجاعة.
              

Posting Komentar

2 Komentar