Setelah
sekitar tiga minggu berjuang melawan penyakitnya, Muhammad Zamroni mahasiswa
tingkat 3 jurusan Tafsir di Universitas Al-Azhar Kairo dipanggil ke hadapan
Sang Pencipta.
Mahasiswa
asal Ketangga, Lombok Timur Nusa Tenggara Barat itu dilarikan ke Rumah Sakit
Zahro Abbasiyah pada 6 Agustus 2019 setelah melihat kondisinya drop sekembalinya dari perjalanan ke Indonesia. Namun karena keterbatasan alat medis dengan kondisi
pasien yang hipotensi akut dan membutuhkan transfusi darah, dokter di RS Zahro
menyarankan agar pasiesn dialihkan ke tempat lain hingga akhirnya ditempatkan di rumah
sakit swasta Italian Hospital Abbasiah Kairo. Di sana dokter memvonis
almarhum terkena gagal ginjal dan mengharuskannya cuci darah rutin 3 kali
perminggu.
Namun
karena mahalnya pembiayaan di Italian Hospital, almarhum sendiri mendesak agar dirinya dipindahkan
ke tempat lain. Sehingga berkat bantuan KBRI dan pihak rektorat Al-Azhar, pasien
dipindahkan ke RS. Husein dan dirawat di sana dengan biaya gratis. Namun karena
tingkat keparahan penyakit, pasien tetap diinapkan di ruang ICU sebab penyakit
yang merembet juga kepada melemahnya fungsi paru-paru sehingga tidak dapat
dipisahkan dari alat bantu pernafasan.
Berbagai
bentuk dukungan dan bantuan telah diberikan oleh masyarakat Indonesia yang ada
di Mesir dengan hilir mudik menjenguk, mendoakan, berdonasi dan memberikan support dengan harapan
Muhammad Zamroni yang dikenal sebagai pribadi berbudi pekerti baik itu segera
diangkat penyakitnya dan beraktifitas kembali seperti sedia kala.
Tetapi
Allah yang paling sayang kepada hamba-Nya Maha Tahu mana yang terbaik untuk ayah dari dua anak itu. Pada
Kamis 29 Agustus 2019 M, Muhammad Zamroni menghembuskan nafas terakhir dengan
tenang. Almarhum meninggalkan istri dan dua putri cantik Rahmah Al-Yunusiah (3
tahun) dan Adibah (1,3 tahun).
Para tokoh besar Al-Azhar menghadiri penyolatan jenazah Alm. Zamroni di Masjid Al-Azhar |
Pemberian santunan kepada istri Alm. Muhammad Zamroni oleh Al-Azhar di kantor Masjid Al-Azhar |
Undangan Shalat Jenazah |
Kabar meninggalnya Zamroni seketika menjadi duka mendalam bagi berbagai lapisan. Ucapan belasungkawa datang dari
berbagai pihak. Tidak ketinggalan Al-Azhar Al-Syarif meyampaikan duka atas
kehilangan putranya yang tengah menempuh studi di sana. Melalui akun resminya, rektor
Universitas Al-Azhar menyampaikan bela-sungkawa sedalam-dalamnya dan menyebut
almarhum sebagai Syahid al-'Ilm.
Tidak
hanya itu, bahkan Al-Azhar dengan tangan mulianya melalui intruksi Grand Syekh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad al-Thayyub Hafizahullah memberikan bantuan dengan
menanggung sepenuhnya dana pemulangan jenazah ke Indonesia serta santunan untuk
keluarga yang ditinggalkan.
Jenazah
Muhammad Zamroni dishalatkan di Masjid Al-Azhar tepat usai shalat Jum'at dengan
dihadiri ribuah jema'ah. Khatib pada shalat Jum'at hari ini yaitu Dekan
Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. Abdul Fattah Abdul Ghani Al-Awwari di khutbah keduanya dengan nada sedih
menyampaikan bela-sungkawa atas meninggalnya almarhum.
Jenazah
akan diterbangkan Sabtu pukul 2 dini hari dan rencana akan tiba di Jakarta Ahad
1 September 2019 pukul 18.00, setelah itu dari Jakarta ke Lombok. Diperkirakan jenazah akan tiba di rumah duka di Lombok pukul 8.55 pagi.
(Zeyn
Ruslan)
9 Komentar
Ya Allah semoga beliau Husnul khatimah
BalasHapusDia seorg pejuang sejati masya Allah
BalasHapusSemoga beliau husnul hotimah. Aamiiin yra
BalasHapusSemoga almarhum muhammad zamroni Husnul khatimah
HapusSemoga Allah lapangkan kuburnya dan amal ibadahnya diterima disisi Allah..
BalasHapusselamat jalan adik kelasku...
Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar
HapusZhim...
HapusKakak saya😭
BalasHapusAllah telah merahmati kamu, sertakan kami ya allah seperti dia meninggal dalam keadaan menuntut ilmu
BalasHapusDari rasulullah saw bersabda bahwasannya menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim,sungguh malaikat mengepakkan sayapnya di atas orang yang menuntut ilmu ridho atas apa yang mereka kerjakan
Dari rasulullah saw bersabda barangsiapa menuntut ilmu maka ia sama dengan berjihad fisabilillah, sampai ia pulang
Dari rasulullah saw bersabda barangsiapa yang keluar dalam rangka menuntut ilmu maka allah permudah jalan bagunya menuju kesurga
Menurut pendapat ulama syahud terbagi 3
Yang pertama syahid في الدنيا والآخرة ( dunia dan akhirat) yaitu orang yang berperang di jalan allah dengan niat karena allah
Kedua syahid في الآخرة (di akhirat) yaitu orang yang tidak syahid di dunia seperti orang yang berperang di jalan allah tapi di akhirat ia terhitung sebagai orang yang syahid antara lain orang yang meninggal karena sakit perut, tenggelam, tertimpa, melawan penyakit, dalam sholat ,menuntut ilmu dan lain lain
Dan yang terakhir yang ketiga syahid في الدنيا ( di dunia) yaitu orang yang berperang dijalan allah namun niatnya bukan karena allah melainkan ingin dipuji atas jasa kepahlawanannya maka orang ini hanya syahid di dunia dan di akhirat Dia ditempatkan di nerakanya allah والله اعلم