Wadah berbagi informasi dan eksplorasi pengetahuan para pelajar Nusa Tenggara dan Bali di Mesir

Menilik Dialektika Peradaban; Sebuah Proses Pendewasaan

Menilik Dialektika Peradaban; Sebuah Proses Pendewasaan.

Oleh:Muhammad Faqih Harlian




Pendahuluan

            Manusia seperti yang telah jamak kita ketahui adalah makhluk sosial, Ia akan senantiasa dan akan selalu saling bergantung satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara langsung ataupun sebaliknya. Manusia juga adalah makhluk yang dinamis, ia akan selalu berkembang dan berubah dalam berbagai aspek kehidupan, Sehingga manusia dituntut untuk selalu berinovasi dan beradaptasi agar dapat terus bertahan hidup. Rentetan hal tersebutlah yang nantinya akan membentuk peradaban yang khas dari setiap tempat dan waktu yang berbeda-beda.

            Peradaban memiliki padanan kata Kebudayaan, Namun secara umum kata peradaban seringkali merujuk kepada perkembangan dan pola kehidupan  sekelompok manusia (masyarakat) dalam berbagai aspek kehidupan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa setiap masyarakat di berbagai tempat dan waktu yang berbeda memiliki peradaban yang berbeda-beda dan pada akhirnya masing-masing memiliki ciri khas tersendiri dan menjadi identitas dari masyarakat itu sendiri.

Dialektika Peradaban; Sebuah Keniscayaan

            Kebergantungan dan keterpengaruhan antara satu peradaban dengan peradaban lainnya merupakan fakta eksistensial bagi manusia yang sudah terberi dan tak akan terelakkan dari kehidupan manusia. Contoh keterpengaruhan tersebut adalah keterpengaruhan antar beberapa corak pemikiran filsafat.

            Filsafat Yunani seperti yang kita ketahui adalah corak filsafat pertama yang  sistematis dan memiliki pengaruh yang besar terhadapat berbagai corak filsafat lain yang berkembang setelahnya. Namun kalau kita telisik lebih dalam lagi filsafat Yunani memiliki keterpengaruhan dengan filsafat yang ada di negeri-negeri timur seperti; Mesir kuno.

            Dari contoh diatas dapat kita pahami bahwa filsafat Yunani yang dikatakan sebagai filsafat pertama yang sistematis ternyata tidak meniscayakannya terlepas dari keterpengaruhan oleh filsafat di Mesir kuno yang bahkan masih dalam bentuk sederhana dan belum sistematis. Dan begitupula antar berbagai corak filsafat, seperti; filsafat Yunani, filsafat islam, filsafat abad pertengahan, filsafat modern, filsafat postmodern dan seterusnya akan memiliki hubungan dan keterpengaruhan antar satu dengan yang lainnya. Maka dari contoh ini kiranya cukup menjadi bukti bahwa dialektika antar peradaban adalah sebuah keniscayaan.

Dialektika Peradaban; Sebuah Proses Pendewasaan

            Lalu yang menjadi pertanyaan adalah; “Apakah setiap dialektika peradaban yang senantiasa mengandaikan adanya keterpengaruhan akan selalu berkonklusi bahwa peradaban tersebut mengalami krisis identitas?”.Meminjam istilah dari Hans Georg Gadamer dengan apa yang disebutnya sebagai “Horizontverschmelzung” atau “Peleburan Fusi Horizon” ia mengandaikan bahwa pemahaman kita satu sama lain membentuk suatu horizon yang melampaui subyektivitas kita masing-masing, Sehingga pemahaman bukanlah representasi atas makna dari masa silam, Melainkan sebuah peleburan dari horizon masa lalu dan horizon masa kini dan pada akhirnya akan melahirkan apa yang disebut sebagai “Bildung”.

            Kalau kita lihat dalam kasus keterpengaruhan antar filsafat Yunani dan ilmu kalam, Kita tidak akan kesulitan dalam memahami karakteristik dari masing-masing disiplin ilmu tersebut.Masing-masing dari keduanya memiliki epistemologi dan metode yang khas, Namun keterpengaruhan diantara satu sama lain merupakan suatu hal yang tidak terbantahkan. Dari sini kita lihat keterpengaruhan ilmu kalam oleh filsafat yunani khususnya mantiq tidak berkonklusi pada krisis identitas pada ilmu kalam, Namun sebaliknya kita akan menemukan bahwa ilmu kalam memiliki identitas yang kuat dan membedakannya dari filsafat yunani.

            Horizon masa silam dari peradaban lainnya yang kemudian melebur dengan horizon para cendikiawan muslim menghasilkan sebuah horizon baru bernama ilmu kalam. Para cendikiawan pada masa itu bisa kita sebut sebagai “Bildung” yang mana menurut Gadamer adalah ia yang telah terpelajar dan memiliki horizon yang luas atau dapat juga kita sebut dengan dewasa. Ilmu kalam tentunnya tidak lahir dari ruang kosong, ia lahir dari dialektika peradaban sebagi respon para cendikiawan muslim saat itu dalam menjawab dan meneguhkan eksistensi islam. Adanya keterpengaruhan dan dialektika yang dilalui ilmu kalam dengan peradaban lainnya bukanlah sebuah krisis identitas, melainkan adalah sebuah proses pendewasaan dan peneguhan identitas.

Kesimpulan

            Dialektika, keberpengaruhan dan keterpengaruhan adalah keniscayaan pada setiap peradaban, Setiap peradaban akan melaluinya sebagai sebuah proses pendewasaan dan peneguhan indenditas. Sebagai pembaca di masa kini hal penting yang perlu kita sadari adalah kesadaran kita sebagai tunas baru bagi peradaban islam. Bentuk kesadaran diri yang penulis maksudkan disini adalah kesadaran untuk membentuk diri serta lingkungan yang inklusif dalam menghadapi dialektika peradaban.Dalam proses dialektika peradaban selalu mengandaikan adanya transormasi pengetahuan dan kebudayaan, Apabila tunas baru peradaban islam tidak membuka diri dan lingkungan terhadapat dialektika dan perkembangan yang terjadi maka proses transformasi pengetahuan dan kebudayaan akan terhalang sehingga akan berujung pada The Dark Age of Islam.

Refrensi:

Mahmud Hamdi Zaqzuq:Alfikru Addini wa Qodhoya Al-Muaasir

Mahmud Hamdi Zaqzuq: Tamhid Litarikh Falsafah

Mahmud Hamdi Zaqzuq: Al-Islam wa Qodhoya Al-Hiwar

F. Budi Hardiman:Seni Memahami Hermeneutik dari Scheleiermacher sampai Derrida.

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar